Kamis, 13 Juni 2013

Mirror.. Mirror



ヽ`、ヽヽ`、ヽ`、ヽ`ヽ`、ヽ 、ヽ`ヽ `、ヽ`ヽ`、ヽヽ、ヽ 、ヽ`ヽ `、ヽ`ヽ`、ヽヽ`、ヽ`ヽ

sore ini hujan..
deras.. deras sekali.

Aku terbangun dari tidur soreku. Dan meyadari masih ada rasa perih yang baru saja timbul .. Perih tergores cermin indah yang selama ini kujaga, kuagung agungkan keindahannya.

Bukan, aku bukan Ibu Tiri Putri Salju yang selalu bercermin mencari jawaban atas kecantikan.
Cerminku beda.
Cerminku tidak sama.
Cerminku... Kamuu..
Cermin yang ketika aku menatapnya, aku merasakan desiran halus. Merasakan ratusan kupu kupu beterbangan didalam perut.
Cermin yang selalu menimbulkan senyum di bibir ini ..
Dan... selalu mengirimkan sinyal sinyal semangat dalam diriku.

Tapi.. Tanpa sebab yang jelas, cermin itu tiba tiba menusukku. Dalam.
Perih.. dan berdarah.
Lebih tepatnya bukan tiba tiba..
Aku sudah menyadari jika cermin itu semakin buram, semakin sulit aku menemukan bayangku disana.
Tapi.. aku selalu menggosok dan berusaha menemukan bayangku disana. Mengusap cermin itu dengan usaha usaha kecilku.
Dan lagi lagi usahaku tidak pernah dianggap sama sekali..
Tidak berhasil menjernihkan si cermin.

Hufftt..

Sekarang, masih kurasakn perih akibat tusukan cermin itu..
Sebisa mungkin aku tidak menangis.
Bukankah aku sudah pernah tertusuk duri mawar ?
Bukankah aku sudah pernah tertusuk pisau apel ?

Bukankah beberapa minggu yang lalu aku sudah belajar  untuk tidak membicarakn tentangnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar